Kamis, 03 Februari 2011

penerapan IPTEK bagi ISLAM

Posted by Unknown On 2/03/2011 05:44:00 AM | No comments
Penerapan Iptek dalam Islam
Oleh : H. Mas’oed Abidin
Firman Allah dalam QS. 3, Ali Imran : 110, artinya, “Kamu adalah umat
yang paling baik (khaira ummah, umat pilihan), yang dilahirkan untuk kepentingan manusia; menyuruh mengerjakan yang benar dan melarang membuat salah, serta beriman kepada Allah. Sekranya orang-orang keturunan Kitab itu beriman, sesungguhnya itu baik untuk mereka. Sebahagian mereka beriman, tetapi kebanyakannya orang-orang yang jahat”. Dijelaskan bahwa Umat Islam adalah umat
pilihan, terbaik. Bila keturunan Kitab sebelumnya mau menerima dinul Islam , mereka akan lebih baik dari umat ini. Tetapi mereka kufur, dan sebahagian lagi jahat, menolak ajaran Allah SWT. Disinilah terdapat tantangan disamping peluang terhadap umat pilihan (umat Islam) sepanjang masa dalam meniti setiap perubahan zaman.
Khaira ummah yang menjadi identitas umat Islam itu selalu istiqamah (Konsisten) dengan perangai utama. Tetap membawa, menyeru, mengajak umat kepada yang baik, amar makruf. Melarang membuat salah, nahyun ‘anil munkar. Tetap beriman dengan Allah.
Amar makruf, hanya bisa dilaksanakan dengan ilmu pengatahuan. Karena itulah tatkala pertama kali manusia diciptakan kepadanya beberapa perangkatilm u (QS.2:30-35). Dalam mengemban misi mulia,khalifah di permukaan bumi. Nahyun ‘anil munkar, melarang dari yang salah. Perlu ilmu pengetahuan tentang makruf dan munkar artinya mengerti tentang suruhan berbuat baik dan larangan berbuat salah (QS.3:104,114; QS.5:78-79; QS.9:71,112; QS.22:41; QS.31:17). Amar Makruf Nahi Munkar sangat sesuai dengan martabat manusia.
Patokan makruf (baik, disuruh) dan munkar (salah, terlarang) dipagari
olehhalal (right, benar) danharam (wrong, salah) . Bukan like or dislike
(suka atau tidak). Kerancuan menerapkan benar dan salah dikehidupan
sehari-hari disebab kurangnya ilmu pengetahuan tentang right dan wrong. Selain dari kebiasaan meninggalkan ajaran agama, tidak teguh (tidak istiqamah) menjalankan right dan wrong tersebut.
Bila diteliti bahwa ayat pertama turun adalah (Iqra’, artinya baca)QS.
96, Al ‘Alaq 1-5. Membaca dan menulis, adalah “jendela ilmu pengetahuan”.
Dijelaskan, dengan membaca dan menulis akan mendapatkan ilmu
pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahui (‘allamal-insana maa lam
ya’lam). Ilham dan ilmu belum berakhir. Wahyu Allah berfungsi sebagai sinyal
dan dorongan kepada manusia untuk mendalami pemahaman sehingga mampu membaca setiap perubahan zaman dan pergantian masa. Keistimewaan ilmu, menurut wahyu Allah,antara lain ; Yang mengetahui
pengertian ayat-ayat mutasyabihat hanyalah Allah dan orang-orang yang dalam ilmunya(QS.2:7). Orang berilmu mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah(QS .3:18). Diatas orang berilmu, masih ada lagi yang Maha Tahu,
(QS.12:76). Bertanyalah kepada ahli ilmu kalau kamu tidak tahu, (QS.16:43,
dan 21:7). Jangan engkau turut apa-apa yang engkau tidak mempunyai ilmu
tentang itu(QS.17:36). Kamu hanya mempunyai ilmu tentang ruh sedikit
sekali(QS.17:85). Memohonlah kepada Allah supaya ilmu bertambah
(QS.20:114). Ilmu mereka (orang yang menolak ajaran agama) tidak sampai
tentang akhirat(QS.27:66). Hanyalah orang-orang berilmu yang bisa mengerti
(QS.29:43). Yang takut kepada Tuhan hanyalah orang-orang berilmu
(QS.35:28). Tuhan meninggikan orang-orang beriman dan orang-orang
berilmu beberapa tingkatan(QS.58:11). Tuhan mengajarkan dengan pena
(tulis baca) dan mengajarkan kepada manusia ilmu yang belum diketahuinya
(QS.96:4-5).
Sebenarnya umat yang menjadi pengamal wahyu Allah (Islam) memiliki
identitas (ciri, sibghah) yang jelas diantaranya menguasai ilmu pengetahuan.
Dalam mewujudkan keberadaannya ditengah masyarakat mereka menjadi
innovator dan memiliki daya saingserta memiliki imajinasiyang kuat
disampingkreatif dan memiliki pulainisiatif serta teguh dalam prinsip
(istiqamah, consern), bahkan senantiasa berfikir objektif dan mempunyai akal
budi.
Teknologi hanyalah suatu keterampilan, hasil dari ilmu pengetahuan berkenaan dengan teknik, serba mesin itu. Teknologi tidak berarti bila manusia dibelakang teknologi itu tidak berfungsi, tidak berperan dan mati. Sebelum teknologi dihidupkan, wajib lebih dahulu menghidupkandhami r manusia yang akan mempergunakan perangkat teknologi, agar hasil yang diperoleh bermanfaat untuk kehidupan manusia. Jangan sebaliknya merusak kehidupan itu sendiri. Pemilik ilmu pengetahuan dan pengguna teknologi mestinya mampu mencipta dan menampilkan produk teknologi ditengah kehidupan dunia menyeluruh (global) tanpa merusak harkat manusia melalui produk hasil ciptaan teknologi tersebut.
Disini sebenarnya arti penerapan Iptek dari sudut pandang agama Islam. Iptek menjadi musuh kemanusian bila hasilnya menghancurkan harkat (derajat) manusia. Iptek juga sangat penting teramat berguna dalam meningkatkan taraf hidup manusia. Karena itu perlu ada saringan pengguna iptek itu. Saringannya adalah agama, akal budi, dan di Minangkabau adalah
adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah. Segera laksanakan dan
jangan sebatas semboyan.***
Padang, 1 Juli 2000.

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll


ShoutMix chat widget

About

Transparent White Star